Apa kalian pernah mendengar nama Masako? Tentunya, sudah sangat sering, iya kan? Apalagi, jika kalian yang setiap harinya mambantu ibu memasak di dapur. Hehehehe... Tapi, tahu kah kalian, bahwa ternyata Masako adalah nama seorang Putri Mahkota di Jepang sana... Berikut adalah beberapa catatan tentang kehidupannya :
Kehidupan awal dan pendidikan
Putri Mahkota Masako (KÅtaishihi Masako, lahir 9 Desember 1963; umur 46 tahun) adalah istri dari Putra Mahkota Naruhito, putra pertama Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko, dan merupakan anggota Keluarga Kekaisaran Jepang melalui perkawinan. Ia lahir dengan nama Masako Owada, sebagai anak perempuan tertua dari Hisashi Owada, seorang diplomat senior, yang saat ini adalah Presiden Mahkamah Internasional. Ia memiliki dua adik perempuan kembar bernama Setsuko dan Reiko.
Masako tinggal di Moskwa bersama orang tuanya ketika ia berusia dua tahun, dan menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di sana. Setelah kembali ke Jepang, ia masuk sekolah putri swasta di Tokyo, Denenchofu Futaba, sejak sekolah dasar sampai tahun kedua sekolah menengah atas. Masako dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat ketika ayahnya menjadi dosen tamu di Universitas Harvard dan wakil duta besar Jepang untuk Amerika Serikat. Pada tahun 1981, ia lulus dari Belmont High School. Masako juga menjadi presiden National Honor Society di sekolah menengah atas tersebut.
Masako meraih gelar BA di bidang Ekonomi secara magna cum laude dari Universitas Harvard dan mengambil kuliah namun menyelesaikan pasca sarjana Hubungan Internasional di Balliol College, Universitas Oxford. Ia juga sempat belajar sebentar di Universitas Tokyo, dalam rangka persiapan ujian masuk ke Departemen Luar Negeri Jepang.
Selain bahasa Jepang, ia juga fasih berbahasa Inggris dan Perancis, serta disebutkan menguasai percakapan standar dalam bahasa Jerman, Rusia, dan Spanyol.
Hebat kan seorang Putri Masako..?? Two thumbs up for her...
Tidak hanya itu, beliaupun mempunyai karier yang sangat gemilang :
Sebelum menikah, Masako sempat bekerja di Departemen Luar Negeri Jepang, di mana ayahnya menjabat sebagai Direktur Jenderal dan Wakil Menteri. Selama karirnya di sana, Masako bertemu dengan banyak pemimpin dunia, antara lain Presiden AS Bill Clinton dan Presiden Rusia Boris Yeltsin. Ia juga berperan sebagai penerjemah dalam perundingan Jepang dan Amerika Serikat mengenai superkonduktor.
Konstitusi Jepang tidak mengizinkan anggota keluarga kekaisaran untuk terlibat dalam kegiatan politik. Dalam hal ini, Pangeran Mahkota pernah mengeluarkan komentar keprihatinannya atas ketidaknyamanan dan tekanan yang dialami oleh istrinya akibat pengaturan oleh Biro Rumah Tangga Kekaisaran, serta tentang keinginan istrinya untuk menjalani kehidupan sebagai seorang diplomat.
Wanita yang luar biasa...
Tetapi, belum lengkap kalau belum berbicara tentang kehidupan pernikahan dan keluarganya :
Masako pertama kali bertemu dengan Putra Mahkota Naruhito ketika ia menjadi mahasiswa di Universitas Tokyo pada bulan November 1986, meskipun beberapa orang mengatakan bahwa mereka sebelumnya pernah bertemu ketika ayahnya bertugas sebagai pendamping untuk anggota keluarga kaisar. Masako dan Putra Mahkota terlihat bersama-sama beberapa kali di depan umum sepanjang tahun 1987.[1] Pada tanggal 9 Juni 1993, mereka menikah dalam sebuah upacara pernikahan tradisional Jepang.[8] Pangeran Mahkota dan Putri Mahkota mempunyai seorang anak, Putri Aiko (gelar resminya adalah Toshi no Miya, atau Putri Toshi), lahir pada tanggal 1 Desember 2001.
Sayangnya, sekarang dikabarkan Putri Masako sedang menderita penyakit
Masako secara umum tidak tampil di muka publik sejak tahun 2002. Ia diperkirakan mengalami tekanan emosional yang menurut banyak pihak disebabkan oleh tuntutan untuk menghasilkan pewaris tahta laki-laki, serta dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai anggota keluarga kekaisaran. Ia didiagnosis menderita gangguan penyesuaian (adjustment disorder) pada bulan Juli 2004, dan dilaporkan sedang menjalani pengobatan.
Pada 11 Juli 2008, Putra Mahkota Naruhito meminta publik untuk memahami keadaan istrinya yang menderita sakit tersebut. Ia membuat pernyataan dalam kunjungan selama 8-hari di Spanyol, tanpa Masako:
“Saya ingin publik mengerti bahwa Masako terus berupaya secara maksimal dengan bantuan dari orang-orang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar