tadi siang pada saat saya sedang dalam perjalanan untuk pulang ke kosan, saya melihat ada seorang ibu yang baru saja turun dari bajaj. ibu ini kemudian - sambil marah-marah - memanggil seorang anak laki-laki. "Heee,, ayo sini!! Ngapain kamu??!!" serunya dengan nada yang sedikit membentak. *hehe,, peace bu* sayapun kaget dan melihat ke arah anak yang dimaksud sang ibu. lalu dengan polos dan takut-takut, anak tersebut berjalan ke arah ibu tadi sambil berkata "Aku mau 'nimbang', Ma. Aku mau cari duit." nadanya yang cukup keras membuat saya yang berada tepat di sampingnya itu mendengar perkataan tersebut dengan jelas. sayapun sempat tercekat. dan ketika ibunya mengiyakan permintaannya tersebut, dengan cepat dan bersemangat ia langsung berlari ke arah teman-temannya yang sedang berkumpul tidak jauh dari situ. saya melihat di tangan salah satu dari mereka ada seplastik penuh paku-paku dan besi-besi kecil. sayapun berpikir, ternyata inilah yang dimaksud dengan anak tadi, yaitu 'nimbang' dan cari duit. mereka berumur kira-kira tujuh tahunan. hmm,, dalam benak saya, saya bertanya, apakah anak ini sudah mengerti apa itu mencari uang sebenarnya? apakah ia tahu bahwa itu sebenarnya bukan tugasnya? atau sebenarnya ia tahu, tapi keadaan yang membuatnya seperti itu? saya tidak tahu pasti..
jujur, ketika saya seumuran mereka, memang saya pun tidak memiliki permainan yang menumpuk di rak-rak, atau yang hanya dengan menangis, segala keinginan saya dapat ada di genggaman *sama sekali tidak ada maksud untuk siapa-siapa*, tetapi paling tidak saya tahu bahwa tugas saya adalah sekolah dan bermain (hehe ^^). tidak ada tugas lain selain dari dua hal tersebut, apalagi berniat untuk mencari uang. sama sekali tidak terbayangkan. karena saya tahu, itu adalah tugas bapa - mama. bukan saya.
dan kejadian tadi sebenarnya mengingatkan saya pada beberapa anak yang saya kenal baik, yang tinggal di samping rumah saya (tetangga saya). mereka juga melakukan hal yang serupa. mereka kadang harus menempuh perjalanan bahkan sampai dua atau tiga kilometer hanya untuk mengumpulkan besi-besi tua yang mereka temukan di jalanan yang mereka lalui. besi-besi tua itu nanti akan dikumpul dan jika merasa cukup mereka akan pergi ke 'penadah' yang mereka kenal untuk kemudian ditukar dengan sejumlah uang. sepertinya mereka telah menganggap hal tersebut sebagai suatu hobi. karena mereka sangat menikmatinya dan melakukannya tanpa pernah mengeluh sedikitpun. kadang mereka akan bercanda, tertawa bersama dan saling menjahili satu sama lain. walau terkadang mereka harus menghadapi sinar matahari yang terik, hujan deras yang membuat mereka basah kuyub atau bahkan kaki yang luka - karena terkadang mereka tidak menggunakan alas kaki saat berjalan atau juga yang paling ekstrem adalah mereka mungkin akan mendapatkan makian dari para pemilik rumah yang menuduh mereka mencuri barang-barangnya dan masih banyak lagi hal-hal yang 'mengerikan' lainnya. hhh, hobi yang sangat penuh risiko ya?
tapi, satu hal yang membuat saya kagum adalah mereka tetap bersekolah. dan hampir setiap pagi saya melihat mereka mengenakan seragam sekolah lengkap dan berjalan ke sekolah mereka masing-masing. dan biasanya sepulang dari sekolah itulah mereka akan bertemu untuk janjian pergi 'cebe' (dok. cari besi -istilah yang biasa dipakai diantara mereka ^^).
anak-anak ini adalah segelintir orang yang dapat menjadi inspirasi bagi saya atau juga mungkin bagi saudara sekalian. jika membandingkan dengan saya, saya merasa sangat 'kecil'. karena saya yang sehari-hari ini menjalani rutinitas kegiatan sebagai mahasiswi saja sudah sering mengeluh dan kadang ingin menyerah. tetapi mereka?? sama sekali tidak! benar-benar SALUT...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar